Daftar Manajer Manchester United Setelah Era Sir Alex Ferguson

by Jhon Lennon 63 views

Manchester United, salah satu klub sepak bola terbesar dan paling ikonik di dunia, telah mengalami periode transisi yang signifikan sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson pada tahun 2013. Era Ferguson adalah masa kejayaan bagi The Red Devils, dengan raihan berbagai gelar bergengsi, termasuk 13 gelar Liga Primer Inggris, 5 Piala FA, dan 2 gelar Liga Champions UEFA. Kepergiannya meninggalkan lubang besar yang sulit diisi, dan klub telah berjuang untuk menemukan stabilitas dan kembali ke puncak kejayaan sejak saat itu.

Sejak kepergiannya, sejumlah manajer telah mencoba untuk membawa klub kembali ke masa kejayaannya, masing-masing dengan pendekatan dan filosofi mereka sendiri. Beberapa di antaranya adalah tokoh-tokoh terkenal di dunia sepak bola, sementara yang lain adalah nama-nama yang kurang dikenal yang diberi kesempatan untuk membuktikan diri di panggung terbesar. Namun, terlepas dari upaya terbaik mereka, tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menandingi kesuksesan Ferguson di Old Trafford. Artikel ini akan membahas secara rinci daftar manajer yang telah memimpin Manchester United sejak era Sir Alex Ferguson, menyoroti pencapaian, tantangan, dan warisan mereka di klub.

David Moyes (2013-2014)

David Moyes, sosok yang dipilih langsung oleh Sir Alex Ferguson sebagai penerusnya, tiba di Old Trafford dengan reputasi yang cukup baik setelah lebih dari satu dekade melatih Everton. Tugas berat menanti Moyes, menggantikan manajer tersukses dalam sejarah klub. Ekspektasi sangat tinggi, tetapi sayangnya, masa jabatannya di Manchester United berlangsung singkat dan penuh gejolak. Moyes hanya bertahan selama 10 bulan sebelum akhirnya dipecat karena serangkaian hasil buruk dan performa yang mengecewakan. Selama masa kepemimpinannya, United mengalami kesulitan untuk bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya di Liga Primer Inggris, dan mereka juga tersingkir dari Liga Champions di babak perempat final.

Kedatangan Moyes diwarnai dengan harapan besar dari para penggemar dan manajemen klub. Namun, sejak awal, ia kesulitan untuk menerapkan filosofinya dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Beberapa pemain kunci United dilaporkan tidak senang dengan metode pelatihannya, dan suasana di ruang ganti menjadi tegang. Selain itu, Moyes juga membuat beberapa keputusan transfer yang kontroversial, yang semakin memperburuk situasi. Meskipun diberi waktu dan dukungan untuk membangun timnya sendiri, Moyes gagal untuk memenuhi ekspektasi dan akhirnya harus meninggalkan klub dengan catatan yang kurang memuaskan. Masa jabatannya di Manchester United menjadi pelajaran berharga baginya dan bagi klub itu sendiri tentang pentingnya memilih manajer yang tepat untuk memimpin tim di era pasca-Ferguson.

Ryan Giggs (2014, Caretaker)

Setelah pemecatan David Moyes, Ryan Giggs, legenda klub yang telah bermain untuk Manchester United selama lebih dari dua dekade, ditunjuk sebagai manajer sementara hingga akhir musim 2013-2014. Penunjukan Giggs sebagai manajer sementara disambut dengan antusias oleh para penggemar, yang berharap ia dapat membawa kembali semangat dan identitas klub. Meskipun hanya bertugas dalam beberapa pertandingan, Giggs berhasil memberikan dampak positif pada tim. Ia memberikan kesempatan kepada beberapa pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka, dan ia juga berhasil membangkitkan kembali kepercayaan diri para pemain senior.

Sebagai seorang pemain yang telah lama berada di klub, Giggs memahami betul budaya dan nilai-nilai Manchester United. Ia mencoba untuk menerapkan filosofi menyerang yang telah lama menjadi ciri khas klub, dan ia juga berusaha untuk menciptakan suasana yang lebih positif di ruang ganti. Meskipun tidak memiliki pengalaman manajerial yang signifikan, Giggs berhasil memimpin tim meraih beberapa kemenangan penting di akhir musim. Masa jabatannya sebagai manajer sementara memberikan pengalaman berharga baginya dan membuka jalan baginya untuk melanjutkan karier kepelatihan di masa depan. Giggs kemudian menjadi asisten manajer di bawah Louis van Gaal sebelum akhirnya meninggalkan klub pada tahun 2016.

Louis van Gaal (2014-2016)

Louis van Gaal, seorang manajer berpengalaman dengan reputasi yang solid di dunia sepak bola, ditunjuk sebagai manajer permanen Manchester United pada musim panas 2014. Van Gaal tiba di Old Trafford dengan harapan besar untuk membangun kembali tim dan membawa mereka kembali ke puncak kejayaan. Ia dikenal dengan filosofi sepak bolanya yang berbasis penguasaan bola dan organisasi yang ketat, dan ia telah meraih kesuksesan di klub-klub besar seperti Ajax, Barcelona, dan Bayern Munich. Selama masa jabatannya di Manchester United, Van Gaal melakukan perombakan besar-besaran pada skuat, mendatangkan sejumlah pemain baru dan melepas beberapa pemain yang dianggap tidak sesuai dengan visinya.

Van Gaal berhasil membawa Manchester United kembali ke Liga Champions setelah absen selama satu musim, dan ia juga memenangkan Piala FA pada tahun 2016. Namun, gaya bermainnya yang cenderung lambat dan kurang menghibur membuat banyak penggemar merasa frustrasi. Selain itu, ia juga dikritik karena terlalu sering mengubah formasi dan susunan pemain, yang dianggap mengganggu stabilitas tim. Meskipun berhasil meraih beberapa hasil positif, Van Gaal akhirnya dipecat pada tahun 2016 setelah gagal membawa Manchester United finis di posisi empat besar Liga Primer Inggris. Masa jabatannya di Old Trafford dianggap sebagai kegagalan, meskipun ia berhasil memberikan landasan bagi manajer-manajer berikutnya.

José Mourinho (2016-2018)

José Mourinho, salah satu manajer paling sukses dan kontroversial di dunia sepak bola, ditunjuk sebagai manajer Manchester United pada musim panas 2016. Mourinho tiba di Old Trafford dengan rekam jejak yang mengesankan, setelah memenangkan gelar liga di Portugal, Inggris, Italia, dan Spanyol. Ia dikenal dengan gaya bermainnya yang pragmatis dan kemampuannya untuk memotivasi para pemainnya. Selama masa jabatannya di Manchester United, Mourinho berhasil memenangkan Liga Europa, Piala Liga, dan Community Shield. Ia juga membawa Manchester United finis di posisi kedua Liga Primer Inggris pada musim 2017-2018, yang merupakan posisi tertinggi mereka sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson.

Meskipun berhasil meraih beberapa trofi, masa jabatan Mourinho di Manchester United diwarnai dengan kontroversi dan ketegangan. Ia sering terlibat perselisihan dengan para pemain, staf, dan media, dan ia juga dikritik karena gaya bermainnya yang dianggap terlalu defensif. Pada akhirnya, Mourinho dipecat pada bulan Desember 2018 setelah serangkaian hasil buruk dan laporan tentang ketidakharmonisan di ruang ganti. Meskipun masa jabatannya di Old Trafford tidak berjalan sesuai dengan harapan banyak orang, Mourinho tetap dikenang sebagai salah satu manajer yang paling berpengaruh dalam sejarah klub.

Ole Gunnar Solskjær (2018-2021)

Ole Gunnar Solskjær, mantan pemain Manchester United yang menjadi legenda klub, ditunjuk sebagai manajer sementara pada bulan Desember 2018 setelah pemecatan José Mourinho. Penunjukan Solskjær disambut dengan antusias oleh para penggemar, yang berharap ia dapat membawa kembali semangat dan identitas klub. Awalnya, Solskjær berhasil memberikan dampak yang sangat positif pada tim, memenangkan sejumlah pertandingan penting dan membawa Manchester United lolos ke babak perempat final Liga Champions.

Performa yang mengesankan ini membuatnya diangkat menjadi manajer permanen pada bulan Maret 2019. Di bawah kepemimpinannya, Manchester United menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hal performa dan mentalitas. Solskjær berhasil membangun tim yang lebih muda dan lebih energik, dan ia juga memberikan kesempatan kepada beberapa pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka. Meskipun tidak berhasil memenangkan trofi besar, Solskjær berhasil membawa Manchester United finis di posisi tiga besar Liga Primer Inggris selama dua musim berturut-turut. Namun, setelah serangkaian hasil buruk di awal musim 2021-2022, Solskjær akhirnya dipecat pada bulan November 2021.

Michael Carrick (2021, Caretaker)

Setelah pemecatan Ole Gunnar Solskjær, Michael Carrick, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih, ditunjuk sebagai manajer sementara selama beberapa pertandingan. Carrick, yang juga merupakan mantan pemain Manchester United, memimpin tim dalam beberapa pertandingan penting sebelum kedatangan manajer interim berikutnya. Masa jabatannya singkat namun penting dalam periode transisi klub.

Ralf Rangnick (2021-2022, Interim)

Ralf Rangnick ditunjuk sebagai manajer interim Manchester United pada November 2021, dengan tugas utama menstabilkan tim hingga akhir musim dan kemudian beralih peran menjadi konsultan klub. Kedatangan Rangnick, yang dikenal sebagai profesor sepak bola dan arsitek gegenpressing, diharapkan membawa perubahan signifikan dalam strategi dan intensitas permainan United. Namun, masa jabatannya diwarnai dengan inkonsistensi dan kesulitan dalam menerapkan filosofi sepak bolanya secara efektif. Meskipun ada peningkatan dalam organisasi dan struktur tim, hasil yang diraih tidak sesuai dengan harapan, dan Manchester United gagal mengamankan tempat di Liga Champions untuk musim berikutnya.

Selain tantangan di lapangan, Rangnick juga menghadapi masalah di luar lapangan, termasuk rumor tentang ketidakharmonisan di ruang ganti dan kesulitan dalam beradaptasi dengan budaya sepak bola Inggris. Perannya sebagai konsultan setelah masa jabatannya sebagai manajer interim juga tidak berjalan sesuai rencana, dan ia akhirnya meninggalkan klub pada akhir musim 2021-2022. Meskipun demikian, Rangnick memberikan beberapa wawasan berharga tentang masalah struktural di Manchester United dan merekomendasikan beberapa perubahan yang perlu dilakukan untuk membangun kembali tim.

Erik ten Hag (2022-Sekarang)

Erik ten Hag resmi menjadi manajer Manchester United pada musim panas 2022, setelah menunjukkan performa yang mengesankan bersama Ajax Amsterdam. Ten Hag dikenal dengan pendekatan taktiknya yang detail, disiplin yang kuat, dan kemampuannya mengembangkan pemain muda. Kedatangannya membawa harapan baru bagi para penggemar United, yang merindukan stabilitas dan kesuksesan jangka panjang. Di musim pertamanya, Ten Hag berhasil mempersembahkan trofi Carabao Cup, mengakhiri puasa gelar klub selama beberapa tahun. Ia juga membawa Manchester United finis di posisi tiga besar Liga Primer Inggris dan lolos ke Liga Champions.

Ten Hag terus berupaya membangun tim yang kompetitif dan bermental juara. Ia melakukan beberapa perekrutan pemain baru yang sesuai dengan visinya, dan ia juga memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda untuk berkembang. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, Ten Hag menunjukkan bahwa ia adalah manajer yang tepat untuk membawa Manchester United kembali ke puncak kejayaan. Dengan dukungan dari manajemen klub dan kesabaran dari para penggemar, The Red Devils memiliki potensi untuk meraih kesuksesan besar di bawah kepemimpinan Erik ten Hag.

Kesimpulan

Sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson, Manchester United telah melalui periode yang penuh tantangan dan perubahan. Sejumlah manajer telah mencoba untuk membawa klub kembali ke masa kejayaannya, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menandingi kesuksesan Ferguson. Setiap manajer memiliki pendekatan dan filosofi mereka sendiri, dan mereka semua telah memberikan kontribusi yang berbeda-beda bagi klub. Saat ini, Erik ten Hag memegang kendali, dan ia memiliki visi yang jelas untuk masa depan Manchester United. Dengan dukungan yang tepat, ia memiliki potensi untuk membawa The Red Devils kembali ke puncak sepak bola Inggris dan Eropa.